غرس القيم الدينية والتربوية وبناء الإنسان

[email protected]

Blog

Screenshot 2023-05-27 075938

Pukullah orang yang memukulmu

Screenshot 2023-05-27 075938

Blog

Screenshot 2023-05-27 075938

Pukullah orang yang memukulmu

Screenshot 2023-05-27 075938
15 فكرة لعلاج كذب الأطفال

Banyak orangtua yang menggunakan pepatah “Pukullah orang yang memukulmu” sebagai saran untuk anak-anak mereka agar dapat membela diri dari orang yang memusuhi mereka. Namun, apakah ini benar-benar cara pengasuhan yang tepat? Apakah anak-anak dapat memahami dan mengontrol tindakan mereka? Ini adalah topik yang akan kita bahas bersama dalam artikel ini.

Cerita Pendek Berjudul Pukul Balik

Bapak memberikan nasihat kepada anaknya ketika mengantarkannya ke sekolah, “Anakku, jangan pernah menyakiti siapa pun dan hindari pertengkaran.”

Namun, pada akhir hari sekolah, ia menerima telepon dari guru yang memberitahunya bahwa anaknya telah dipukul oleh salah satu siswa, namun ia tidak membela dirinya baik dengan kata-kata maupun tindakan.

Ketika anaknya pulang dari sekolah, ayahnya berpikir bahwa nasihatnya pagi itu adalah penyebab anaknya tidak membela dirinya.

Maka ia berkata kepada anaknya, “Pukul balik siapa saja yang memukulmu dan hancurkan kepala mereka jika ada yang menyakiti kamu.”

Keesokan harinya, ia menerima telepon dari guru yang mengatakan, “Anak Anda telah memukul salah satu siswa dan menyebabkan cedera padanya.

Pertanyaan yang muncul sendiri

Mengapa orang tua membatasi peran pendidikan mereka hanya pada respons acak dan tidak terencana?

Mengapa kita harus menciptakan lingkungan negatif yang didasarkan pada pukulan, cacian, penghinaan, dan kekerasan?

Orang tua seharusnya memainkan peran pendidikan mereka secara sistematis dan terencana.

untuk melatih anak-anak mereka dalam nilai-nilai dan moral yang baik.

Pukullah orang yang memukulmu

Salah satu ungkapan yang salah dan paling berbahaya yang sering digunakan oleh orang tua, terutama ketika ditujukan kepada anak-anak kecil yang belum sepenuhnya memahami tindakan mereka, adalah “pukul balik siapa yang memukulmu”.

Anak-anak ini, baik di tingkat sekolah dasar atau menengah, tidak memiliki keterampilan pengendalian diri dan mungkin mengikuti apa yang dikatakan kepada mereka tanpa menyadari bahaya melukai orang lain dengan pukulan, kata-kata, atau tindakan agresif lainnya.

Sebagai gantinya, orang tua seharusnya mengajarkan keterampilan bela diri tanpa kekerasan kepada anak-anak mereka dan menghindari penggunaan metode pengasuhan acak yang didasarkan pada kekerasan dan pukulan.

Strategi bela diri

Membangun hubungan positif dengan orang lain dan menjalin persahabatan.

Mengajarkan anak untuk berbicara jujur dan menolak dengan sopan.

Mengajarkan anak untuk menegur orang yang bertindak tidak pantas dengan kata-kata yang tegas namun tidak kasar.

Membiasakan anak untuk jujur dan terbuka.

Mendengarkan masalah anak dan meningkatkan kepercayaan dirinya.

Memenuhi kebutuhan anak dalam hal kejiwaan, rohani, dan pendidikan.

Terakhir, kita membutuhkan generasi yang sadar, terdidik, dan tidak melakukan bullying, bukan generasi yang lemah yang melukai dirinya sendiri atau orang lain, melainkan generasi yang kuat dan mampu membela diri dengan cara yang etis.

Bagikan

Kata kunci

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kata kunci

Scroll to Top