غرس القيم الدينية والتربوية وبناء الإنسان

[email protected]

Blog

Screenshot 2023-05-27 075938

Hukum Pohon untuk Mendidik Anak-Anak

Screenshot 2023-05-27 075938

Blog

Screenshot 2023-05-27 075938

Hukum Pohon untuk Mendidik Anak-Anak

Screenshot 2023-05-27 075938

Dengan melihat kisah Pohon Adam dan Hawa, kita dapat mengekstrak Hukum Pohon untuk Mendidik Anak-Anak. Kisah ini merupakan kisah pertama dalam Al-Quran dan terdapat di surah terpanjang, yaitu Surah Al-Baqarah, dengan tujuan dan makna pendidikan yang besar. Ini merupakan salah satu kisah terbesar dalam sejarah manusia, dimulai dengan kisah keluarga, kisah dosa pertama, kisah pertobatan pertama, dan kisah kegiatan sosial pertama dimana pasangan suami-istri berpartisipasi bersama. Hukum Pohon adalah hukum pertama dalam penataan dan pendidikan manusia. Oleh karena itu, bagaimana kita dapat memanfaatkan Hukum Pohon dalam mendidik anak-anak kita akan kita bahas selanjutnya.

Hukum Pohon untuk Mendidik Anak-Anak

Untuk menjawab pertanyaan apa itu Hukum Pohon dan bagaimana kita dapat mengambil manfaat dari itu dalam mendidik anak-anak, kami akan mempersembahkan sepuluh manfaat pendidikan dari hukum ini yang dapat diterapkan dan dimanfaatkan, dan ini akan menjawab apa itu Hukum Pohon. Beberapa manfaat dari Hukum Pohon ini adalah sebagai berikut:

Pertama: Kepastian dan Penunjukan yang Jelas

Dalam kisah Pohon, perintah Allah SWT kepada Adam sangat jelas.

Allah SWT berfirman: “Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamlah engkau dan isterimu di dalam surga itu, dan makanlah di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, karena niscaya kamu termasuk orang-orang yang zalim”.

Perintah ini jelas bahwa mereka dilarang untuk mendekati dan makan dari pohon tersebut.

Kedua: Penawaran Alternatif dalam Larangan

Ketika Allah SWT melarang Adam dan Hawa dari pohon itu, Dia memberikan alternatif lain dalam surga.

Allah SWT berfirman: “dan makanlah di mana saja yang kamu sukai”.

Artinya, mereka dapat menikmati semua buah-buahan dan pohon lain di surga, sehingga hanya satu hal yang dilarang dan banyak alternatif yang diberikan.

Ketiga: Dialog yang Tenang dengan Pelanggar

Dialog yang tenang tanpa kekerasan atau kemarahan.

Salah satu hukum pendidikan terbesar adalah berbicara dengan pelanggar tentang kesalahan mereka.

Allah SWT berfirman: “Dan Tuhan mereka memanggil mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa setan itu adalah musuh yang nyata bagimu?”.

Keempat: Memberikan Peluang untuk Minta Maaf

Salah satu tujuan pendidikan positif yang jelas dalam Hukum Pohon adalah memberikan peluang untuk meminta maaf.

Allah SWT memberikan kesempatan bagi Adam dan Hawa untuk meminta maaf atas kesalahan mereka.

Allah SWT berfirman: “Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, kami pasti termasuk orang-orang yang merugi”.

Kelima: Mendengarkan Permintaan Maaf dan Menerima Maaf

Tidak cukup hanya memperbolehkan seseorang untuk meminta maaf, tetapi juga menerima permintaan maaf tersebut jika pelanggar mengakui kesalahan mereka.

Allah SWT berfirman: “Maka Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, kemudian Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat, Maha Penyayang”.

Adam mengakui kesalahannya tanpa menyalahkan setan dan bertanggung jawab sepenuhnya, maka Allah SWT menerima permintaan maafnya.

Allah SWT berfirman: “Kemudian Allah memilihnya dan menerima taubatnya serta memberinya petunjuk”.

Keenam: Mengetahui Alasan Kesalahan

Kesalahan manusia biasanya terjadi karena godaan setan atau karena lupa akan perintah Allah SWT.

Setan memanfaatkan keinginan Adam dan Hawa untuk hidup abadi dan menggoda mereka agar makan dari pohon itu.

Allah SWT berfirman: “Setan menggoda Adam dan Hawa dengan berkata, “Wahai Adam, maukah aku tunjukkan pohon keabadian dan kerajaan yang tidak akan binasa?”.

Mereka lupa akan perintah Allah dan jatuh ke dalam perangkap setan dan tipu dayanya.

Ketujuh: Disiplin

Setelah pelanggar meminta maaf, mengakui kesalahan mereka, menerima permintaan maaf, dan mengetahui alasan kesalahan mereka, maka tahap selanjutnya adalah disiplin.

Allah SWT berfirman: “Maka Allah berfirman, “Turunlah kamu, kamu semuanya dari surga itu”.

Kedelapan: Berbicara tentang Masa Depan

Setelah melakukan proses pendidikan, kita berbicara dengan pelanggar tentang masa depan dan menjelaskan beberapa hal padanya.

Allah SWT berbicara dengan Adam dan Hawa tentang ibadah dan ketaatan kepada-Nya, dan bahwa setan adalah musuh bagi mereka, sehingga mereka harus waspada.

Allah SWT berfirman: “Sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikutinya, niscaya dia tidak sesat dan tidak celaka”.

Allah SWT juga menjelaskan tentang masa depan mereka di bumi.

Allah SWT berfirman: “Kami berfirman, “Turunlah kamu jadi musuh bagi sesama kamu, dan di bumi ini akan menjadi tempat kediamanmu dan kesenanganmu untuk sementara waktu”.

Tembusan: Belajar Mengatasi Propaganda Palsu

Hal ini karena setan menggunakan trik propaganda palsu dan mempercantik tindakan mereka sehingga mereka hanya mengetahui keburukannya setelah terjadi.

Setan memanipulasi nafsu dan pikiran Adam dan Hawa dan mempercantik tindakan mereka, sehingga keburukan dari tindakan mereka terungkap setelah terjadi.

Kesebelas: Mengenal Diri dan Mencari Pengalaman

Ada banyak pelajaran yang dapat dipetik dari kisah ini, seperti:

Mengenal diri, Adam menyadari bahwa jiwa cenderung tergoda oleh nafsu.

Dia juga menyadari bahwa tidak semua makhluk baik dan jujur, dan Allah SWT berfirman: “Dan setuju dengan mereka bahwa aku adalah salah satu dari mereka yang memberi nasehat”.

Setan mengklaim bahwa dia adalah penasihat dan teman yang setia bagi Adam dan Hawa.

Ini adalah hukum pohon yang dapat kita manfaatkan dalam mendidik anak-anak kita dengan pendidikan yang baik, sehat, dan tidak rumit. Jangan menghukum anak Anda sebelum memastikan, berbicara, dan berdiskusi dengannya tentang kesalahan yang dilakukannya. Jadilah bijaksana dalam tindakan dan hukuman Anda padanya, jangan gunakan kekerasan atau kemarahan.

Bagikan

Kata kunci

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Kata kunci

Scroll to Top